My Precious Kim Jongin – Chapter 1

Author: ChoKyurinn

Tittle: My Precious Kim Jongin

Cast:

  • Kim Jongin / Kai (EXO) as himself
  • Park Na Young (OC) as herself

Genre: Romance, comedy, Angst

Rated: PG-13

Disclaimer: EXO is boygrup made from SM entertainment. So, apa yang aku tulis di FF adalah FIKSI yang berarti tak benar/karangan saya sendiri. GirlsClub is a girlgrup from MY IDEA. Jadi, grup ini hanyalah imajinasi saya dan readers sekalian. Maaf jika ada typo, kesalahan pada pengucapan, dan kesamaan nama/latar. Dan karena ini semua hanyalah fiksi, saya masih menempati bahwa EXO memiliki selusin member. Atau 12 member. Thanks for reading and vote.

***

“Perempuan lain? Aku takkan mampu melirik mereka semua. Aku sudah terlalu buta untuk melirik perempuan lain.”

-Kim Jongin-

__oOo__

Author Pov

Seorang yeoja terlihat tengah berlari dengan kecepatan penuh. Dengan masker hitam dan jaket hoddie yang menutupi kepalanya, ia memasuki sebuah apartemen mewah. Memasuki lift tersebut, sampai akhirnya ia sampai di tempat tujuan nya. Dada nya bergemuruh dengan nafas yang terengah-engah. Terlihat emosi yang mendalam di sekujur tubuhnya.

Dor! Dor!

Ia menggedor-gedor pintu apartemen tersebut. Bahkan ia tak menggunakan bel yang tersedia. Ia terus melakukan nya berulang-ulang kali, sampai akhirnya pintu tersebut terbuka dengan kasar.

“Siapa yang beraninya–” Baekhyun yang ternyata membukakan pintu tersebut menganga tergagap melihat sosok yeoja yang sangat dikenalinya dengan keadaan yang–emosi. Seketika, pria itu mengatupkan bibirnya rapat. “Young-i..”

Gadis itu menggeram kesal. “Dimana pria brengsek itu?”

Baekhyun mengerutkan dahi nya. “Ss-siapa yang kau maksud?”

Tanpa menjawab perkataan Baekhyun, gadis itu masuk begitu saja ke dalam apartemen tersebut. Oh bukan apartemen, lebih tepatnya dorm. Mencari ke seluruh penjuru ruangan bahkan ke setiap sudut dorm tersebut. Tak memedulikan para namja yang berteriak kesal atas perbuatan nya. Ia terus melanjutkan kegiatan nya, mengobrak-abrik penjuru ruangan tersebut.

Merasa tak mendapatkan orang yang dicari, gadis itu akhirnya terduduk di sofa dengan seluruh kekesalan nya. Ia menggeram kesal karena tak mendapatkan orang yang dicarinya. “Haish..” rutuknya pelan.

“Jadi, bisa kau jelaskan kekacauan ini?” tanya Suho yang kini sudah ikut duduk bersama gadis itu.

Gadis itu mengumpat pelan tanpa menatap Suho sedikitpun “Pria brengsek itu, membuatku marah.” umpat gadis tersebut.

Suho menaikan alisnya. “Kalian bertengkar lagi?” ia menghela nafas nya pelan.

“Young-ie? Ada apa ini?”

Member yang lainnya pun mulai ikut berkumpul di ruang tamu akibat ketenangan yang telah dikacaukan oleh seorang gadis. Saat gadis tersebut menangkap seorang lelaki tinggi yang sangat dikenalinya, ia meloncat dan menghambur dalam pelukan pria tersebut. “Oppa..” rengeknya.

“Wae? Apa terjadi sesuatu?” tanya pria yang sedang didekap oleh gadis tersebut. Ya, ia adalah Park Chanyeol yang merupakan kakak kandung dari gadis tersebut.

Baekhyun mengangkat bahunya. “Ia tiba-tiba menggedor pintu dorm kita dan masuk begitu saja. Aku nyaris tak bernafas saat ia mengobrak abrik tempat ini.”

“Apa terjadi sesuatu?” pertanyaan yang sama diulang oleh D.O

Gadis itu masih menyembunyikan wajahnya di bahu Chanyeol. “Young-ah..” lirih Chanyeol.

“Siapa yang membuatmu seperti ini?” tanya Chen menimpali.

Akhirnya gadis tersebut mengangkat wajah kusut nya dan terisak pelan. “J-jongin oppa, di-dia..” ia memutuskan kalimat nya.

Chanyeol mendelik garang. “Jongin? Dia menyakitimu?”

D.O menghela nafasnya. “Jongin? Seharusnya aku tahu.” desahnya pelan.

“Di-dia, dia selingkuh oppa..” detik itu juga, tangisan yang semakin kuat menggelegar di penjuru ruang tamu tersebut. Member yang lain masih sulit untuk mencerna ucapan gadis dihadapan mereka. Meskipun gadis kecil mereka tsk pernah berbohong, ia yakin Jongin bukanlah orang seperti itu.

“MWO?! Jinjja?” pekik Tao dengan suara nyaring nya.

“Apa kau yakin Young-i?” tanya Suho dengan lembut.

“Aku rasa Jongin tak mungkin melakukan nya.” ucap D.O

Gadis tersebut mengerang frustasi. “Lalu? Kalian tak percaya padaku? Aku melihat nya sendiri, Jongin oppa, dia, dia sedang berada di kafe bersama super model yang bernama Kwon So Ah.” ia mencoba meredakan isak tangisnya.

Sehun membelalakan matanya. “So Ah? Eiy, mereka hanya berteman.”

Suho menghela nafasnya. “Benar Young-i, kau tak boleh bersangka buruk seperti itu.”

Gadis itu semakin mengencangkan tangisan nya. “Kenapa kalian tak percaya padaku? Sehun oppa, jika mereka berteman, kenapa mereka harus bergandengan tangan? Dasar brengsek.” umpat gadis tersebut.

Chanyeol membelai rambut adik–tersayang satu-satunya. “Arasseo. Aku akan menanyakan padanya nanti.”

“Aku membenci kalian semua oppa.” umpat gadis itu dan menyembunyikan kepala nya dalam dekapan bahu Chanyeol.

“Oh iya! Memang kemana pria bodoh itu pergi?” tanya gadis tersebut masih dengan kepala bersandar di bahu Chanyeol.

“Ah, dia pergi dengan Luhan tadi, aku tak tahu kemana.” timpal Kris.

Chanyeol menganggukan kepala nya mengerti. “Baik. Sekarang kau harus pulang, apa kau tak ada schedule hari ini?”

Secara tiba-tiba, adiknya mengangkat kepala nya dan terduduk tegang. “Jam berapa sekarang oppa?”

Chanyeol melirik jam di tangan nya. “Jam 10 kurang.” Jawabnya. “Wae? Kau memiliki jadwal?”

Gadis itu refleks bangkit dari tempat duduknya dan berteriak histeris.

“Kali ini apalagi?!” tanya Baekhyun yang begitu terkejut dengan jeritan gadis ini.

“Aku ada pemotretan jam 10.” jeritnya dan mulai bergerak cemas. “Bagaimana ini..” lirihnya.

Chanyeol menghela nafas nya. “Selalu seperti ini dasar bodoh. Cepat ambil maskermu, aku akan mengantarmu.”

Ia berteriak girang sembari meloncat-loncat kegirangan. “Oppa, kau memang yang terbaik!”

“YAK! Jangan membuat dorm kami tambah hancur!” Sehun yang baru saja menjerit protes tersebut berakhir dengan lemparan bantal yang mendarat tepat di kepala nya.

“Hei! Park Na Young, aku lebih tua darimu bodoh.” desis nya tajam.

Gadis itu–Na Young memutar bola matanya malas. “Ne, ne ahjussi. Mian.”

Setelah itu ia berlari keluar dari apartemen tak memedulikan para namja yang mendesis sebal atau beberapa yang menggelengkan kepala mereka melihat tingkah laku adik kesayangan mereka. Ya, meskipun ia adik kandung Chanyeol. Tetapi, ia adik bagi mereka semua. “Gadis itu, baru saja ia menangis dan sekarang sifat jahil nya telah kembali dengan cepat.” Suho menggelengkan kepala nya.

D.O terkekeh geli. “Ia masih begitu lucu dan polos hyung.”

“Sayang nya ia bertempramen buruk.” timpal Sehun yang masih saja sebal.

Ya, setidaknya itulah yang sering mereka alami ketika berada bersama Na Young. Gadis cantik yang periang tersebut adalah adik dari Chanyeol EXO. Itu adalah nama grup kakak nya. EXO yang memiliki duabelas member, sangat dekat dengan Na Young. Mereka debut 6 tahun yang lalu, sedangkan Na Young, ia debut 4 tahun yang lalu sebagai visual dari girlgrup yang disebut GirlsClub. Na Young sangat dekat dengan seluruh member dari EXO. Kecuali, Kim Jongin atau Kai sebagai nama panggung nya. Tentu saja karena mereka, sepasang kekasih. Kekasih yang masih sangat menggemaskan.

Na Young dengan sikap childish nya yang menggemaskan dan memiliki tempramen sangat buruk. Dengan Jongin yang memiliki sifat sedingin es. Meski begitu, semua orang yang melihat bagaimana Jongin menatap Na Young, pasti tahu betapa dalam rasa sayang pria tersebut. Hanya saja, sifat dingin nya menutupi hal tersebut.

Tak dipungkiri kedekatan Na Young dengan member EXO. Mereka sudah dekat bahkan sebelum para namja tersebut memulai debut nya. Mereka memang berada di agensi yang sama yaitu Blue Entertainment. GirlsClub debut dua tahun sesudah EXO. GirlsClub memiliki delapan member. Na Young memiliki posisi sebagai visual dan termuda nomor dua. Oleh sebab itu, ia sering mendapat tawaran film atau drama dan CF bahkan Model. Chanyeol dan Na Young memiliki perbedaan usia 4 tahun. Chanyeol lahir di tahun 1993 sedangkan Na Young lahir tahun 1997. Ia masih terlalu muda. Ia bahkan harus menunda kuliah nya demi karir nya sebagai idol.

Sedangkan Jongin, ia memiliki perbedaan usia 3 tahun dengan Na Young.

Kurasa, informasi tadi sudah sangat cukup jelas. Oke, kembali ke cerita.

***

Na Young memasuki sebuah rumah yang terbilang sangat megah. Melempar sepatu nya kesembarang tempat. Dan berbaring di sofa layaknya rumah sendiri. Tentu saja bukan, ini bukan rumahnya. Meski ia telah dianggap seperti keluarga disini, ini bukanlah rumahnya meski ia sudah sering bermain disini bahkan dari kecil.

Merasa bosan, ia berjalan kearah dapur dan menemukan seorang wanita paruh baya tengah memotong sayuran. “Eommonim, annyeong!” panggilnya sembari membuka lemari es dan mengeluarkan sebotol air minum.

“Eoh? Kau disini?” tanya wanita yang bernama Kim Gyeora tersebut.

Na Young meneguk air nya sekali dan menganggukan kepala nya. “Ne, aku sedang tak ada jadwal.”

“Kau sudah makan?” tanya wanita tersebut.

“Tentu saja, sejak kapan aku melupakan makan.” wanita tersebut terkekeh mendengar penuturan gadis ini. Gadis yang telah dianggap seperti darah daging nya sendiri.

“Eommonim, kau memasak apa?” tanya Na Young.

“Tidak banyak. Hanya membuat beberapa kimbap.” ucap nya sembari tetap melanjutkan aktivitas nya. “Kau mau membantu?”

“Ehm. Tentu saja, tapi aku tak terlalu pandai. Bisa kau ajari aku? Ya, ya ya?” rengeknya dengan puppy eyes yang selalu membuat hati siapapun luluh begitu saja.

“Baiklah, kau harus kuajari bagaimana menjadi menantu yang baik.” ucap wanita tersebut sembari tersenyum hangat.

Na Young memekik girang. “Betul Eommonim, menantu sepertiku, sangat langka dan susah dicari.”

Wanita itu hanya menggelengkan kepalanya heran. “Kau memang tak pernah berubah.” ujarnya lalu terkekeh pelan.

“Aku pulang.” ucap seorang lelaki sembari masuk kedalan rumah dengan wajah lelah.

Ia berjalan menuju ruang makan dan menemukan seorang gadis–Na Young tengah terduduk manis disana dengan raut wajah penuh kekesalan.

Na Young hanya menggunakan celana jeans super pendek dengan kaos tak berlengan. Dengan rambut yang tergulung keatas sehingga menampakan leher jenjang nya yang membuat lelaki tersebut menelan saliva nya dengan susah payah. Ya, ia tak perlu terkejut dengan hadir nya gadis tersebut. Bahkan rumah ini juga bisa dibilang rumah nya.

“Kau disini?” tanya pria itu.

“Waeyo, Kim Jongin? Kau tak suka aku disini?” tanya Na Young sambil mendelik garang.

Pria itu menghela nafasnya dan berjalan ke arah wastafel untuk mencuci tangan nya. Ia tahu gadisnya sedang marah. Ia bahkan tak memanggilnya dengan ‘oppa’ seperti biasa. Setelah selesai, ia duduk dengan santai di ruang makan tersebut.

“Kau, kenapa pulang sangat larut?” tanya Na Young dengan tatapan penuh intimidasi.

“Young-ah..” lirih pria itu.

“Kau, kau berselingkuh kan? Kau bertemu dengan super model di kafe hari ini dan–” ucap Na Young yang kini sudah duduk di hadapan Jongin.

“Young-ah, jebal..” ucap nya memotong ucapan Na Young.

“Kau brengsek oppa.” umpat nya pelan.

“Young-ah, aku lapar. Bisa kita bahas ini nanti?” ucap pria itu pelan.

Na Young menggerutu pelan. Namun wajahnya berubah saat ia menatap Jongin yang akan memakan sepotong kimbap dan memakan nya dengan nyaman. Dalam hati ia berteriak girang karena hasil kinerja nya berhasil.

“Apakah enak?” tanya Na Young.

“Apanya?” tanya pria tersebut tanpa menatap Na Young.

“Kimbap, apa enak?”

Jongin mengangkat wajahnya dan menemukan wajah Na Young yang berbinar-binar. “Lumayan. Kali ini kau berhasil.” komentarnya.

Na Young membulatkan matanya. “Kau tahu itu buatanku? T-tapi, bagaimana mungkin?” tanya nya heran.

Jongin terkekeh mendengar ucapan bodoh gadis nya. Bagaimana mungkin ia tak tahu sedangkan gadis ini terus memperhatikan nya dan bahkan rela meninggalkan topik yang ia rasa cukup pentig tadi. Kenapa gadisku begitu lucu. Batinnya.

Ya, tiap detik yang berdetik. Tiap kali waktu berganti, perasaan Jongin semakin besar. Sampai akhirnya memenuhi seluruh rongga tubuhnya. Ia menatapi gadis nya yang kini sedang memainkan smartphone nya dengan wajah serius. Wajah bodoh yang cantik ini sudah seperti candu bagi nya. Setiap melihat wajah ini, Jongin merasa dunia nya begitu berubah. Begitu bersinar. Menyimpan dalam-dalam memori bagaimana mereka saling mencintai. Detik-detik disaat mereka begitu sering bertengkar namun Jongin sangat menyukai hal tersebut. Hal yang selalu mengisi harinya. Park Na Young, she’s too precious.

“Ini sudah malam Young-ah, kau tak ingin pulang atau kembali ke dorm? Kau tak ingin Chanyeol hyung khawatir kan?” tanya Jongin saat menyelesaikan makan nya.

“Tidak. Aku menginap disini. Aku sudah memberitahu eonnideul dan Chanyeol oppa.” ucap nya masih sibuk dengan ponsel nya.

“Baiklah.” Jongin menghela nafasnya pelan. “Dimana eomma?”

“Eommonim? Ia pergi bersama ayahmu tadi, ia bilang mereka akan pulang larut dan noona-mu, ia bilang ia akan menginap di rumah teman nya.” ucap nya dan bangkit dari duduk nya lalu berlari ke ruang tamu dan mendudukan tubuhnya di sofa disusul oleh Jongin yang berbaring dengan paha Na Young sebagai alas kepala nya.

“Kau ada jadwal besok?” tanya Jongin.

“Ehm. Aku ada syuting CF. Wae?” ucap Na Young dengab tangan yang mengelus rambut Jongin halus.

“CF lagi? Kali ini siapa lawan pria nya?” tanya Jongin dengan datar dan tanpa ekspresi. Ayolah, pria ini bukan tipe pria pencemburu.

“Memangnya kenapa? Kau pikir aku mau? Aku juga lelah bodoh.” umpat gadis itu pelan.

“Aku tak suka kau melakukan CF. Kemarin kau berkata CF tentang chicken itu akan memakai pakaian sopan. Tapi apa yang kulihat? Kau bahkan memperlihatkan kulitmu mulai dari perut, paha, leher. Kau terlihat seperti perempuan tak baik Young-ah..” ucapnya pelan. Kini ia telah terduduk disebelah gadisnya sembari mengusap pelan kedua pipi gadis tersebut.

“Mianhae oppa, aku tak akan melakukan iklan seperti itu lagi.” ucapnya dengan senyuman girang yang selalu membuat jantung Jongin berhenti seketika.

Ya, Na Young sebenarnha adalah gadis penurut, hanya saja terkadang ia melakuakan apa yang ia mau. Sampai akhirnya seseorang berkata hal itu salah dan ia tak boleh mengulangi nya. Dan hal itu sering diucapkan oleh Chanyeol dan Jongin.

“Oh iya, hampir aku lupa. Jadi, siapa gadis yang bersamamu saat di kafe tadi?” tanya Na Young memulai interogasi nya.

Jongin menghela nafas dan mengalihkan tatapan nya ke depan. “Ia hanya temanku.” ucapnya pelan.

Na Young mendecih pelan. “Teman? Bahkan kalian–”

“Itu tak seperti yang kau pikirkan Young-ah..”

“Kau membela–”

“Aku tak membela siapapun.”

“Kau benar–”

“Aku tak selingkuh Young-ah, ia hanya temanku. Kami bertemu secara tak sengaja.” ucapnya sembari mengacak rambut gadisnya. Wajah merah dengan amarah yang besar itu terlihat jelas. Ucapan nya selalu saja terpotong oleh Jongin. Kenapa pria ini selalu tau apa yang akan dikatakan nya? Ia begitu menyebalkan.

“Kalau begitu, siapa lebih cantik?” tanya nya menantang pada Jongin.

Jongin mengerutkan dahinya. “Jangan kekanakan.” ucapnya pelan.

“Model itu lebih cantik?” tanya Na Young dengan penuh emosi. Terdengar geraman kesal terucap dari bibir gadis tersebut.

“Ia lebih seksi dariku? Aku kalah?” lirihnya.

“Young-ah..” ucap Jongin.

Na Young berdiri dari tempatnya. “Lupakan. Aku keatas duluan.” ucapnya dan segera berlari menaiki tangga dengan terburu-buru.

Jongin menghela nafasnya frustasi. Beribu wanta yang lebih cantik dari nya, takkan mampu menggoyahkan hatinya. Matanya terlalu buta. Hanya Na Young satu-satunya wanit yang terlihat cantik dimatanya. Terlalu terlambat untuk berpaling ke wanita lain.

Jongin segera bangkit dan berlari menaiki tangga untuk menyusul Na Young. Namun, ia mengerutkan dahinya saat tak menemukan gadis tersebut disana. Dan melihat pintu balkon kamar yang terbuka. Ia menghela nafas nya lagi dan lagi.

Berjalan menghampiri gadis nya yang tengah berdiri disana dengan terpaan angin yang kuat.

Na Young terperanjat kaget saat merasakan sepasang lengan yang kokoh melingkar di perutnya. Tak perlu berpaling pun, ia tahu siapa yang melakukan nya.

“Kau tak kedinginan?” bisik Jongin sembari meletakan dagu nya di bahu gadis tersebut.

Na Young yang masih dalam keadaan mood yang buruk hanya diam tanpa menghiraukan pertanyaan Jongin. Dalam hati ia sangat senang karena pria itu menyusul nya dan memberikan kehangatan seperti ini.

“Young-ah..” panggil Jongin pelan.

“Ehm?” balas Na Young acuh tak acuh.

“Kau marah?” bisik Jongin masih dengan posisi yang sama.

“Menurutmu?” cetus Na Young.

“Kwon So Ah.” Gumam Jongin tepat di telinga gadis tersebut.

Na Young mengerutkan dahi nya. “Kau sedang membicarakan wanita lain dihadapanku?” geramnya.

Jongin meraih pinggang gadis tersebut dan membalikan nya sehingga kini mereka saling menghadap. Jongin menatap dalam tepat di titik mata gadisnya. Gadis yang begitu mengubah hidup nya. Tubuhnya selalu bereaksi sangat aneh jika berada di dekat gadis ini. “Dia teman lamaku, aku sangat dekat dengannya. Aku kebetulan bertemu dengannya dan kami mampir sebentar. Sesederhana itu.” jelasnya pelan.

Na Young menundukan kepalanya. “Tapi dia bahkan memeluk lenganmu oppa.” Gumamnya pelan.

Jonging memejamkan matanya erat. Ia sangat frustasi saat ini, ia tahu memang sangat sulit meyakinkan gadisnya. “Arraseo. Baiklah, ini salahku. Mianhae.”

Na Young tersenyum penuh kemenangan dan memeluk leher pria tersebut dengan kuat dan sangat tiba-tiba. Membuat pria tersebut mematung untuk beberapa saat namun akhirnya membalas merengkuh pinggang gadisnya. Posisi seperti ini selalu menjadi posisi ternyaman. Mereka bisa berbagi kehangatan dari tubuh masing-masing. Saat seperti ini, saat dimana mereka merasa tak membutuhkan apapun selain cukup menghentikan waktu. “Betul. Harusnya dari tadi kau mengatakan hal itu.” ucap Na Young masih memeluk pria tersebut.

Jongin terkekeh pelan. “Dasar bodoh. Kau senang sekarang?” ucapnya sembari memundurkan tubuhnya. Melepas pelukan mereka, lalu menangkup kedua sisi wajah gadis tersebut dengan tangan nya. Mengelus pelan kedua pipi gadis tersebut.

Na Young tersenyum manis. “Tentu saja, sebenarnya aku hanya kasian padamu, oppa pasti tak tahan kan kudiamkan?” ucapnya lalu tersenyum bangga.

Jongin menyentil dahi gadisnya. “Ya, ya. Terserah kau sayang.”

Na Young tersenyum girang dan memajukan wajahnya dengan sedikit berjinjit. Menghapus jarak diantara mereka dan mempertemukan kedua bibir keduanya. Hanya kecupan ringan dan singkat. Setelah itu, ia kembali menciptakan jarak diantara mereka.

Jongin tersenyum misterius dan menarik pinggang gadis nya agar lebih mendekat. Tidak, tepatnya tanpa jarak. Ia memajukan wajahnya dan berbisik. “Kau sebut itu sebuah ciuman sayang?”

Hal yang terakhir Na Young lihat adalah seringaian di wajah Jongin, karena setelah itu, ia terlena dengan ciuman dalam yang diberikan oleh pria tersebut. Saling mengecup dan merasakan bibir keduanya. Ciuman yang selalu membuat Na Young merasa lupa diri. Tubuhnya berbuah menjadi jelly tiap kali merasakan ini, beruntung lengan kokoh Jongin menahan tubuh kecilnya. Jongin tersenyum disela-sela ciuman nya begitu juga dengan Na Young. Bibir gadisnya terlalu manis untuk dilepaskan, sampai akhirnya gadis tersebut menjambak rambutnya dengan kuat.

“Aku tak bisa bernafas oppa.” protesnya.

Jongin hanya tersenyum dan mengusap bibir gadisnya yang masih terlihat basah.

“Oh iya oppa.” panggil Na Young tiba-tiba.

“Ehm?” balas Jongin hanya dengan gumaman pelan.

“Soal syuting CF besok, apa kau ingin tau siapa lawan aktor nya?” gumam Na Young.

Jongin terlihat berfikir sebentar. “Aku cukup penasaran. Siapa dia?” tanyanya.

Na Young memainkan kancing baju Jongin sembari tersenyum penuh makna. “ehm, dia adalah.. D.O oppa.” ucapnya sembari tersenyum senang. “Itu menyenangkan kan?”

Jongin mematung ditempat nya. Oksigen nya terasa tersedot seketika. Wajahnya berubah menjadi sangar. “D.O? Kenapa dia?”

“Entahlah. Tapi bukankah itu bagus? Aku tak perlu merasa canggung jika ada pose skinship.” ucapnya pelan tak menyadari perubahan raut Jongin.

“Skinship? Memangnya CF seperti apa?” tanya Jongin dengan rahang yang mulai mengeras.

“Pakaian renang.” ucap Na Young santai.

“MWO?!” Pekik Jongin histeris.

“Ya.. Itu hanya baju renang, bukan bikini. Kenapa kau harus berteriak oppa?” protes Na Young.

Jongin mengerang frustasi. “Tidak, kau tak boleh melakukan nya.” ucap nya dan keluar dari balkon lalu berbaring di tempat tidur dengan punggung bersandar di dashboard.

“Oppa!” jerit Na Young.

“Andwe. Aku tak akan mengizinkannya. Aku akan bicarakan pada managermu nanti.” ucapnya santai dan memejamkan matanya.

“Tapi oppa–”

“Tidurlah. Dan aku takkan menerima bantahan.” ucap Jongin penuh penekanan.

Na Young mengerucutkan bibirnya namun segera beranjak masuk dalam selimut dan berbaring disebelah Jongin. Begitu juga dengan Jongin, ia menyampingkan tubuhnya menghadap Na Young dan merengkuh gadis nya dalam dekapan nya. Membiarkan tangannya menjadi alas kepala bagi gadis tersebut. “Selamat malam.” ucapnya sembari mengecup ringan dahi gadis tersebut.

Mendekapnya erat sekan tak ingin kehilangan gadis tersebut. Ia terlalu mencintainya. Mengingat-ingat bagaimana bodohnya gadis yang ia cintai. Mengingat bagaimana ia selalu terjatuh dalam setiap pergerakan gadisnya. Perempuan lain? Yang benar saja. Ia sudah terlalu buta. Hanya Na Young yang mampu membuatnya menjadi orang bodoh. Membuatnya merasakan kehangatan yang tak bisa didapatkan dari orang lain. Meraskan bagaimana makna dari sebuah kebahagiaan. Hanya dengan Na Young, cukup hanya bersama gadis kecil yang dicintainya, ia mampu melihat masa depan. Berjuang dengan keras agar dapat membahagiakan gadisnya. Sesederhana itu. Semua tetesan keringat yang berjatuhan hanya untuk gadisnya.

Meski ia tak bisa berbohong, bahwa ia harus sering menahan gejolak api dalam tubuhnya. Mencoba menahan rasa amarah tiap kali melihat gadis itu perfom di panggung dengan baju yang minim, melihat kissing scene gadis kecilnya dengan pria lain di drama, melihat bagaimana menariknya gadis tersebut muncul di iklan yang mengumbar kulitnya. Ia harus memadamkan seluruh amarahnya. Ia bukanlah kekasih yang possessive. Tetapi untuk membagi wanita yang dicintainya, ia sangat tidak rela. Ia takkan rela.

Klise kedengarannya, tapi begitulah, mereka saling jatuh cinta.

Na Young mencintainya. Dan ia mencintai Na Young.

Karena seluruh kesederhanaan itu, sudah lebih dari cukup untuknya.

My Precious Girl,

Park Na Young.

TBC

Hai!! Yup saya masih baru dan amatir, kenalin ya panggil aja aku Nath for my pen name. FF ini bukan ff pertama aku, tapi ini yang pertama aku publish di blog baru aku.

FF ini juga aku publish di wattpad ya. Jadi, jangan heran kalo liat cerita yang sama.

Karena aku masih baru dalam blog, mohon pengertian nya chingu bila ada kesalahan. ^^


Leave a comment