My Precious Kim Jongin – Chapter 2

Author: ChoKyurinn

Tittle: My Precious Kim Jongin

Cast:

  • Kim Jongin / Kai (EXO) as himself
  • Park Na Young (OC) as herself

Genre: Romance, comedy, Angst

Rated: PG-13

Disclaimer: EXO is boygrup made from SM entertainment. So, apa yang aku tulis di FF adalah FIKSI yang berarti tak benar/karangan saya sendiri. GirlsClub is a girlgrup from MY IDEA. Jadi, grup ini hanyalah imajinasi saya dan readers sekalian. Maaf jika ada typo, kesalahan pada pengucapan, dan kesamaan nama/latar. Dan karena ini semua hanyalah fiksi, saya masih menempati bahwa EXO memiliki selusin member. Atau 12 member. Thanks for reading and vote.

Warning: ranjau TYPO bertebaran!

“Aku tahu aku memang masih kekanakan, tapi oppa, untukmu, sebisa mungkin aku mencoba berubah. Aku akan menjadi dewasa untukmu.”

Park Na Young

__oOo__

Author Pov

“Na Young-ah, kau benar-benar akan mengantar semua ini?” tanya seorang gadis bernama He Joo yang merupakan leader dari GirlsClub.

Na Young memasang cengiran khasnya. “Tentu saja tidak eonni. Kau harus membantuku.” ucapnya tetap melanjutkan kegiatan mereka.

He Joo mendengus kesal. Kelakuan gadis ini benar-benar. Tak pernah berubah, meski begitu ia tetap menyayangi dongsaeng nya ini. “Kau ini, kau yang punya pacar. Kenapa aku harus repot.”

Na Young mendelik kesal. “Eiy, tak usah membawa urusan pribadi. Anggap saja, ehm.. Ini ucapan selamat dari seorang hoobae (junior).” ucapnya lalu terkekeh pelan.

He Joo hanya mampu membungkan mulutnya. Percuma berdebat dengan gadis keras kepala ini, ia takkan berhenti membalas ucapan nya.

“Cah, akhirnya selesai juga. Ini ide bagus kan eonni?” Na Young melirik eonni-nya yang masih terlihay kesal padanya.

He Joo melirik gadis itu seklias dan tersenyum pelan. “Baiklah, aku melakukan ini karena aku menyayangimu. Dan karena aku seorang hoobae yang berbakti.” ucapnya yang disusul dengan desisan ejekan oleh Na Young.

Ya, mereka memang tengah membungkus sebuah kado. Tidak, tepatnya seperti bingkisan kecil yang berisi cokelat dan makanan ringan lainnya. Ada 150 bungkusan yang telah mereka buat. Tepatnya, dibantu oleh member yang lain dan manager mereka. Bingkisan ini bukan untuk mereka melainkan untuk EXO. Ya, sebagai junior yang baik, mereka melakukan ini untuk merayakan comeback mereka dengan album repackaged berjudul “Love Me right.” bingkisan ini akan dibagikan untuk kru-kru yang telah membantu mereka. Meski ia tahu ini kurang, setidaknya ia berusaha.

“Baiklah. Kajja eonni, kita antar sekarang.” ucap Na Young sembari bangkit dari duduknya diikuti oleh He Joo yang berjalan dibelakang gadis tersebut.

Kini disinilah mereka. Sebentar lagi mereka sampai di tempat ruang istirahat EXO. Membawa bungkusan besar dan berat ini membuat Na Young mengumpat dalam hati. Sedangkan He Joo yang pergi bersamanya hanya dapat menggelengkan kepalanya. Padahal ini ide dia sendiri, tetapi lihatlah ia sekarang terus mengeluh dengan beratnya bingkisan ini.

Saat sudah berdiri di depan ruangan tersebut. Mereka berdiri untuk menarik nafas tepat di depan ruang tunggu EXO. Kedua gadis itu akhirnya tersenyum lega dan mengetuk pelan pintu tersebut.

Merasa sudah melakukan hal yang benar, mereka membuka pintu tersebut dengan perlahan.

“Eoh? GirlsClub!” teriak salah satu dari member mereka yang diyakini Na Young adalah Baekhyun.

Kedua gadis itu tersenyum manis sembari membungkuk dengan hormat pada mereka. “Annyeonghaseyo sunbaenim, Girls Club inmida.” ucap mereka serempak yang disusul oleh tepukan tangan dari seluruh member.

“Chukkae atas comeback kalian. Kami membawa sedikit hadiah disini.” jelas He Joo dengan sopan.

Na Young memutar bola matanya malas. “Kenapa kau bicara begitu formal eonni? Itu terdengar aneh.” komentar gadis itu dengan malas.

“Oppa, ini hadiah dari kami.” ucapnya dengan manis dan santai.

Suho membalas sapaan kedua gadis tersebut. “Ini pasti berat. Seharusnya kalian tak perlu repot-repot.” ucapnya.

Chanyeol mendecih pelan. “Aigoo, memang kalian yang terbaik.” Chanyeol mengacungkan jempolnya.

Na Young mendelik garang. “Oppa, kau baru menyadari itu? Sejak dulu aku memang sebaik ini.”

Para member mendesis penuh ejekan. siapa yang bisa menghentikan gadis ini dengan ucapan pedas nya, para namja ini termasuk He Joo hanya menghela nafas mereka dan mengalah.

“Sudahlah, sudah. Kemarilah kalian, duduk disini.” Suho mempersilahkan kedua gadis tersebut untuk duduk ditengah-tengah mereka.

Chen membuka bungkusan yang mereka bawa dengan susah payah tadi. “Cah, jadi yang mana milikku?” tanyanya.

He Joo membantu Chen untuk membuka bungkusan tersebut. “Yang di dalam bungkusan hitam untuk para oppadeul dan sisanya untuk para kru.” ucap gadis itu.

“Semuanya sama oppa. Tak perlu dibongkar seperti itu.” Na Young mendelik garang.

“Woahh, yang mana milikku?” Tao meloncat dan mulai membongkar bungkusan tersebut disusul oleh para member lainnya.

Sehun mengangkat sebuah bungkusan yang tampak berbeda dan lebih besar dibanding yang lainnya. Bahkan terdapat pita kecil diujung bingkisan tersebut. “Ini terlihat beda. Aku mau yang ini.” ucapnya namun Na Young langsung mencegah tindakan pria tersebut.

“Tidak tidak. Jangan yang ini, ini spesial untuk Jongin oppa bodoh.” jerit Na Young sembari memukul puncak kepala Sehun.

“YAKK! kau bilang semua sama saja. Dasar pilih kasih.” umpat Sehun.

Na Young mendekati Jongin yang sedang duduk menatapi gadis tersebut dengan intens. Seolah memang menunggu gadisnya untuk segera menghampirinya.

Na Young duduk diatas pangkuan Jongin dengan nyaman dan mengecup pipi pria itu lembut. “Spesial untukmu.” ucapnya dan memberikan bingkisan tersebut yang langsung diterima oleh Jongin dan membalas memberikan kecupan di pipi gadis tersebut. “Gomawo.” ucap Jongin sembari memeluk pinggang gadis tersebut.

Jongin terkekeh saat melihat wajah gadisnya yang benar-benar telah memerah dan menundukan kepalanya.

Tanpa disadari, para member lainnya menyaksikan adegan tersebut dengan jelas

Beberapa dari merrka mengumpat pelan dan mendengus kesal. “YAK! keluar sana jika ingin bermesraan.” umpat Sehun.

“Kalian menjijikan.” desis Xiumin.

“Benar-benar membuat iri.” desis Kris pelan yang dibalas dengan senggolan tangan Luhan.

“Youngi-ie, apa hanya Jongin yang mendapatkan bingkisan spesial itu?” tanya Chanyeol yang kini sedang mengerucutkan bibirnya. “Kau tak memberikan untuk oppa-mu sendiri?”

Na Young memekik dengan pelan dan menepuk jidatnya. “Aku, lupa oppa.” ringisnya dengan cengiran yang membuat Chanyeol mendesah kesal.

Na Young ingin turun dari pangkuan Jongin dan membujuk oppa-nya. Tetapi, Jongin segera menahan pinggang gadis tersebut. “Sudahlah. Biarkan saja, Chanyeol hyung pasti mengerti.”

“Aishh, aku tak tahan lagi melihat kalian.” He Joo mengumpat pelan karena merasa menjadi nyamuk, ia bangkit dari duduknya dan berpamitan pulang karena ada jadwal yang memang harus diikutinya. “Aku harus pergi oppadeul. Aku memiliki schedule, kalau begitu Hwaiting!” ucapnya memberi semangat. “Youngi-ie, aku duluan ya. Oh iya oppa, maafkan Na Young jika ia merepotkan kalian, ia memang seperti itu. Kuharap kalian mengerti.” ucapnya sembari membungkuk pelan dan dibalas oleh para member lain.

D.O terkekeh pelan. “Aniyo He Joo-ssi. Justru kami bingung bagaimana kau bisa bertahan dengan gadis nakal sepertinya. Kau pasti sangat bersabar.”

Sehun melambaikan tangannya. “Terima kasih banyak noona.”

“Terima kasih banyak karena telah menjaga uri Youngi-ie. Ia pasti sering merepotkanmu.” ucap Chanyeol sembari mengantar He Joo sampai pintu keluar.

He Joo tersenyum simpul. “Anniyo sunbae. Itu sudah tugasku sebagai leader.” ia tersenyum simpul lalu berpamitan dan pergi keluar dari ruangan tersebut.

Tepat saat He Joo keluar dari ruang tersebut, Chanyeol datang menghampiri adiknya yang masih dengan nyaman nya berada di pangkuan Jongin.

“Youngi-ie..” panggilnya pelan.

Ia mengheka nafasnya mencoba untuj bersabar. “Sayang, kau menggunakan rok pendek tapi duduk di pangkuan seorang pria?” geram Chanyeol lalu dengan cepat ia mengangkat tubuh gadis kecilnya dan menurunkan nya di sofa tepat di sebelah Jongin. Tentu saja masih di dekat pria itu, ia tak ingin ruangan ini menjadi berisik dengan ocehan adiknya yang memisahkan dia dengan kekasihnya.

Na Young memekik pelan atas tindakan Chanyeol. “Oppa! Aku bukan anak kecil lagi bodoh.” gerutu gadis tersebut.

Jongin menggelengkan kepalanya heran. Lalu ia mengambil kain yang tersimpan dalam lemari mereka dan memberikan nya pada Na Young. “Tutupi pahamu, Youngi-ie.”

Na Young menurut langsung dan membuka kain tersebut dan diletakkan untuk menutupi paha sampai kaki nya yang terbuka.

Jongin pun kembali duduk disebelah gadisnya dan berbisik. “Disini ada banyak kru yang lelaki. Lain kali jangan gunakan rok seperti itu, mengerti?” Bisik Jongin.

Na Young memutar bola matanya dan menyandarkan punggung nya. “Mengerti.” ucapnya kemudian menggerutu pelan.

“Young-ah.” panggil seseorang yang membuat Na Young mengalihkan pandangan nya dan menatap Sehun yang baru saja memanggilnya.

“Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Na Young saat mendapati Sehun yang menatap nya dengan pandangan yang sulit diartikan, para member yang tadinya asik memakan cemilan mereka, mengalihkan pandangan nya dan menatap Sehun dengan penuh tanda tanya.

“Kau hari ini terlihat berbeda.” ucap Sehun masih menatap intens gadis tersebut.

“Apanya yang beda?” timpal Tao.

Suho menyerengitkan dahinya. “Kenapa kau menatapnya seperti itu sehun-ah? Kau membuatnya gugup.”

“Yak, Oh Sehun, jangan bilang kau..” Chanyeol menggantungkan kalimatnya.

“Kau menyukai uri Yeongi-ie?!” pekik Tao histeris.

Jongin membalas menatap Sehun penuh curiga. “Yak, jaga matamu bodoh. Apa yang kau lihati?” tanya Jongin sembari merapatkan tubuhnya dengan gadisnya.

Sehun menatap bingung keseluruh hyung-nya yang kini terlihat seperti siap menerkamnya. Terutama Jongin dan Chanyeol. Ia menggeram kesal. “Yak! Yak! Kenapa kalian menatapku seperti itu? Dan kau, Chanyeol hyung, aku tak mungkin menyukai adikmu yang meski cantik tapi keras kepala itu. Dan kau Jongin, aku hanya melihat wajah nya sebentar tapi kau menatapku seperti aku seorang cabul sialan.” desis Sehun dan menarik nafas pelan.

Para member lainnya berdecak sebal dan kini terlihat lebih rileks, mungkin mereka lega karena mereka mengira akan terjadi cinta segitiga disini.

“Jadi ada apa?” tanya Na Young yang kini mulai kehilangan kesabarannya.

Sehun menggelengkan kepalanya. “Entahlah, aku hanya merasa, apa kau tak memakai makeup? Kau terlihat beda.” ucap Sehun.

Member yang lainnya baru menyadari bahwa sedari tadi Na Young memang tak menggunakan makeup nya. Padahal ia adalah wanita yang tak pernah melupakan hal tersebut bahkan dalam hal darurat sekalipun.

Na Young tertawa mendengar ucapan namja bodoh itu barusan. “Kalian baru menyadarinya? Aku memang hanya memakai sedikit. Lagipula tak ada kamera kan? Lalu siapa peduli.” gadis itu terkekeh pelan.

“Tapi kau tetap terlihat cantik.” gumam D.O pelan namun dapat didengar oleh seluruh member disana.

“Ya, kau terlihat lebih fresh dan natural tanpa makeup.” timpal Baekhyun.

“Itu benar.” ucap para member lainnya setuju.

Jongin mendelik dan memberikan tatapan garang pada member nya yang sedang menikmati mata mereka menatapi kecantikan gadisnya. Ia menggerutu pelan dan mengumpat dalam hatinya. Sepertinya para namja tadi telah membangkitkan harimau yang kini tengah dilanda amarah. Jongin menggeram kesal. Hanya ia yang boleh memuji betapa cantik gadisnya dengan atau tanpa makeup.

“Kalian semua bisa diam? Adikku memang cantik karena ia memiliki oppa yang tampan.” ucap Chanyeol dengan raut bangga.

“Lagipula, kalian tak menyadari wajah Jongin? Lihatlah pria itu, ia pasti cemburu.” Chanyeol berdecak.

Na Young berdecak. “Tsk. Jika aku ingin, sebenarnya aku bisa memenangkan miss Korea dengan mudah.”

Para namja tadi menggerutu pelan dan berdecak sebal. “Ck, Tak seharusnya kami memujimu.” decak Sehun yang disusul dengan kekehan dari gadis tersebut.

***

To: Jongin oppa

Aku cantik tanpa makeup kan? Aku tahu, bahkan seluruh hyungmu terpesona padaku. Kau beruntung bisa mendapatkan selca wajahku tanpa makeup.

Ps: Aku tak mau tahu, kau harus memasang foto ini menjadi wallpapermu, arasseo? Aku akan mengeceknya nanti.

Jongin nyaris tertawa terbahak membaca pesan dari gadisnya dan juga foto natural gadis tersebut tanpa polesan apapun. Seharusnya tanpa disuruh, Jongin akan menjadikan foto itu menjadi wallpaper nya. Bagaimana tidak? Bahkan seluruh foto di galeri nya berisi foto yang beberapa candid diambil olehnya sendiri. Dan beberapa selca yang gadisnya memang sering lakukan. Semua hanya tentang Na Young. Entah bagaimana Jongin bisa hidup tanpa gadis tersebut.

Oh ayolah, Jongin bukanlah seorang fans berat gadisnya. Meski di kamarnya telah terpajang sekian banyak foto gadis itu dengan ukuran besar, percayalah itu semua masih belum menggambarkan bagaimana pria tersebut mencintai gadisnya.

Jongin menghela nafasnya berat. Ia sudah jatuh terlalu dalam. Ia mengusap pelan foto gadis tersebut.

Larut dalam dunia nya, ia tak menyadari ibunya telah masuk dengan raut wajah penuh curiga.

“Eomma! Kau mengejutkanku.” pekik Jongin.

Wanita itu terkekeh pelan sembari berkacak pinggang. “Aigoo, kau bisa gila jika seperti ini terus.” ia menggelengkan kepalanya.

“Kau menetap?” tanya wanita tersebut.

Jongin menggeleng. “Mungkin nanti subuh aku akan kembali ke dorm.” ujarnya.

“Eomma, jika kau sudah selesai. Bisa keluar?” ringis Jongin.

“Dasar kurang ajar.” Desis wanita tersebut.

“Oh iya, eomma kesini untuk memanggilmu kebawah. Na Young sudah menunggu.” ucap ibunya kemudian terkekeh mendapati wajah anaknya yang kini salah tingkah.

“Aish, dia disini? Kenapa tak bilang daritadi?” detik itu juga Jongin bangkit dan melesat pergi kebawah meninggalkan ibunya yang hanya bisa berdecak sebal.

Saat telah berada dibawah ia menemukan gadisnya tersebut telah duduk manis di meja makan dengan ayahnya yang telah berada disini.

“Kenala hanya berdiri? Duduklah, kita makan bersama.” ucap ayahnya.

Jongin menghela nafasnya berat. Mengambil duduk tepat disebelah Na Young. Gadis ini selalu saja berhasil mengejutkannya.

“Ada apa sebenarnya?” bisik Jongin pada gadis tersebut.

Na Young terkekeh. “Aku hanya melakukan hal yang harus dilakukan sebagai menantu yang baik.”

Nyonya Kim–ibu Jongin yang kini telah duduk diseberang keduanya menatap heran kedua insan tersebut. “Apa yang kalian bicarakan?”

Na Young memasang senyum termanisnya. “Bukan apa-apa eomonim.” ucapnya dengan suara lembut.

Jongin mendecih pelan. Gadis ini benar-benar memiliki banyak cara untuk membuat orang percaya. Tapi untuknya, ia sudah terlalu hafal segala gerak gerik gadis tersebut. Bagaimana pintarnya ia merayu dan merengek, ia sudah terlalu paham.

“Baiklah, kita makan sekarang.” ucap Tuan Kim.

Mereka semua akhirnya larut dalam susana hening dimana semuanya sibuk melahap makanan masing-masing.

Tidak, tepatnya gadis tersebut adalah orang yang paling menikmati ini semua. Ia bahkan memasukan seluruh daging tersebut dengan penuh sampai mulutnya tak mampu tertutup.

“Young-ah, tak bisakah kau memakan dengan pelan? Di drama, kau makan dengan anggun dan benar-benar lembut.” decak Nyonya Kim sembari memberikan minum untuk gadis tersebut.

Na Young menelan makanan nya dengan susah payah. “Eommonim kau menonton dramaku?”

Wanita itu terkekeh pelan. “Tentu saja, aku bahkan mengikutinya dari awal Young-ah, kau beruntung bisa bermain dengan aktor tampan seperti pria itu.”

“Eiyy bisa saja. Jadi bagaimana eommonim? Aktingku bagus kan?” tanya Na Young menunjukan wajah yang berbinar.

“Ehm tentu saja, kau begitu menghayati sampai Jongin terkadang sering mengamuk melihat adega–”

“Eomma! Aku tak pernah melakukan itu.” pekik Jongin.

“Tsk. Lihatlah, kau memasang wajah dingin itu lagi. Young-ah, tak usah tertipu olehnya, anak itu memang sangat nakal.” ucap Nyonya Kim terkekeh.

“Ne eommonim, anakmu memang sangat nakal.” ucap Na Young pelan namun mampu membuat seluruh perhatian menuju padanya. Gadis itu menatap Jongin sekilas dan menatap sekelilingnya “dia sangat nakal. Ia telah berani-beraninya masuk dalam hatiku dan memenuhi seluruh otakku.”

Seluruh penjuru ruangan tersebut dipenuhi dengan tawaan dari mereka. Kecuali Jongin yang kini mematung di tempatnya dengan kaku. Ia bahkan lupa bagaimana caranya bernafas. Gadisnya memang pintar merayu, tapi–ini pertama kalinya dihadapan banyak orang meski itu keluarganya.

Tuan Kim menghentikan tawanya. “Aigoo, kau sangat manis, benar-benar calon menantu yang baik.” ucapnya disela-sela tawanya.

Na Young tersenyum bangga, ia mengangkat dagunya dan menatap Jongin yang kini juga sedang menatapnya heran. Gadis itu mengibaskan rambutnya dengan tangannya dalam tempo yang pelan, memamerkan kesombongan nya pada pria tersebut.

See?

Gadisnya memang terlalu pintar merayu. Ia mudah untuk melakukan apa yang ia inginkan. Tetapi, itulah yang membuat Jongin begitu mencintai gadisnya.

***

Jongin membuka pintu mobil dan membiarkan Na Young masuk dan duduk di depan. Ia menutup pintu tersebut dan memutari mobil lalu segera masuk kedalam mobil tersebut.

Ya, ia memang akan mengantar Na Young kembali ke dorm.

Ia menatap Na Young yang kini telah terlihat menghentak-hentakan kepalanya karena terlalu mengantuk dan kini tertidur. Pria itu menghela nafas nya lembut lalu mencondongkan tubuhnya untuk meraih safetybelt gadis tersebut.

Lalu memundurkan sedikit tubuhnya agar dapat melihat wajah gadisnya.

Melihat gadisnya tertidur begitu manis begitu membuatnya gemas.

“Park Na Young..” lirihnya pelan agar tak membangunkan gadis tersebut.

“Apa yang telah kau lakukan padaku? Kau telah tertanam begitu dalam dihatiku. Kau, kau membuatku begitu gila.” lirih Jongin.

Tatapan pria itu turun kearah bibir merah gadis tersebut. Entah berapa kali ia sudah memuji kecantikan Na Young meski hanya dalam hatinya, ia tak pernah bosan mengatakan bahwa gadis ini benar-benar cantik. Ia pria yang sangat beruntung, beruntung memiliko gadis yang seperti Na Young.

Ia menatap lama bibir mungil gadis tersebut. Bibir yang selalu membuatnya mabuk dan lupa daratan. Tanpa disadarinya, ia memajukan wajahnya dan menutul matanya untuk mempertemukan bibir mereka.

Ia mengecup pelan bibir tersebut. Hanya kecupan ringan yang lama. Lalu memundurkan kembali wajahnya.

Matanya membelalak saat mendapati gadis tersebut telah membuka matanya. “Dasar pencuri ciuman.” umpat gadis itu.

Jongin terkekeh sebentar namun, ia nyaris tak bernafas saat gadisnya meraih tenguk nya dan kembali mempertemukan bibir mereka. Mengecap rasa yang terdapat dibalik bibir tersebut yang membuat Jongin mabuk.

Saling Menyalurkan perasaan mereka masing-masing.

“Oh iya sayang,” panggil Jongin dan menghentikan pagutan mereka.

“Hm?” tanya Na Young.

“Kau terlihat sangat cantik tanpa makeup. Tapi jangan tunjukan kecantikanmu dihadapan pria lain meskipun itu oppa-mu atau member EXO lainnya, mengerti?” ucap Jongin.

Na Young memutar bola matanya malas. Here comes the possessive boy. Batinnya namun segera mengangguk patuh.

Mungkin mereka masih remaja. Mungkin ini semua terlalu muda bagi mereka. Mungkin untuk Na Young yang bahkan belum berumur 20 tahun, semua hal ini berlebihan. Tapi percayalah, semua yang mereka lakukan. Bukan semata-mata akibat cinta labil seorang remaja.

Cinta? Mereka bahkan tak tahu pasti apa makna kalimat tersebut. Hanya saja, jika kebahagiaan yang seperti ini disebut cinta. Rasa saling menyayangi dengan kekurangan dan kelebihan keduanya, kebahagiaan yang tak ada habisnya ini, rasa yang besar bahkan tak mampu digambarkan oleh beberapa kalimat, itulah yang mereka rasakan.

Perasaan gila dimana sebuah akal sehat bahkan tak mampu mengendalikannya.

Karena kebahagiaan ini, mereka mampu mencintai satu sama lain.

Seluruh kesederhanaan ini, tak henti-hentinya mereka bersyukur akan semua ini.

TBC

Makasih udah baca FF gagal ini yang absurd dan freak nya setengah mati. Hehe.


Leave a comment